Monday, May 11, 2009
SINERGI AGAMA DAN BUDAYA; DIALEKTIKA MUHAMMADIYAH DAN SENI LOKAL
Editor : M. Thoyibi, Yayah Khisbiyah, Abdullah Aly
ISBN : 979-636-060-8
Jumlah Halaman : xii + 273 Halaman
Ukuran Buku : 16 x 21 cm
Isu tentang seni lokal menunjukkan betapa pemikiran, sikap, dan perilkau sebagain warga muhammadiyah diliputi oleh ambivalensi dan paradoks. Sebagian dari ambivalensi dan paradoks semakin terlihat ketika warga Muhammadiyah mengalami inkonsistensi pemikiran, sikap dan perilaku dalam public sphere dan private sphere. Akar ambivalensi dan paradoks tampaknya terletak pada dominasi perspektif fiqhiyah di dalam pemikiran-pemikiran Muhammadiyah, sehingga realitas hidup terseder¬hanakan menjadi hitam putih atau benar salah. Doktrin TBC (Tahayul, Bid’ah, dan Khurafat) dipahami dalam konteks formal dan tidak memberikan ruang untuk penafsiran di luar kaidah fiqh. Ini pula yang telah menjadi penyebab utama terseok-seoknya manhaj tarjih yang dilahirkan oleh Munas Tarjih pada Muktamar Muhammadiyah ke-44.
Daftar Isi
Bagian Satu. Budaya Lokal dalam Perspektif baru
Bagian Dua. Pergumulan Agama dan Seni Lokal
Bagian Tiga. Kearifan dalam Khazanah Seni Lokal
Bagian Empat. Seni Lokal dan Rekonstruksi Visi Seni Muhammadiyah
Bagian Lima. Aktualisasi Seni dan Strategi Kebudayaan Muhammadiyah
Bagian Enam. Dialog (Sebuah Proses Panjang)
Bagian Tujuh. Epilog (Antara Harapan dan Kenyataan)
Lampiran. Keputusan Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam PP Muhammadiyah tentang Kebudayaan dan Kesenian
ISBN : 979-636-060-8
Jumlah Halaman : xii + 273 Halaman
Ukuran Buku : 16 x 21 cm
Isu tentang seni lokal menunjukkan betapa pemikiran, sikap, dan perilkau sebagain warga muhammadiyah diliputi oleh ambivalensi dan paradoks. Sebagian dari ambivalensi dan paradoks semakin terlihat ketika warga Muhammadiyah mengalami inkonsistensi pemikiran, sikap dan perilaku dalam public sphere dan private sphere. Akar ambivalensi dan paradoks tampaknya terletak pada dominasi perspektif fiqhiyah di dalam pemikiran-pemikiran Muhammadiyah, sehingga realitas hidup terseder¬hanakan menjadi hitam putih atau benar salah. Doktrin TBC (Tahayul, Bid’ah, dan Khurafat) dipahami dalam konteks formal dan tidak memberikan ruang untuk penafsiran di luar kaidah fiqh. Ini pula yang telah menjadi penyebab utama terseok-seoknya manhaj tarjih yang dilahirkan oleh Munas Tarjih pada Muktamar Muhammadiyah ke-44.
Daftar Isi
Bagian Satu. Budaya Lokal dalam Perspektif baru
Bagian Dua. Pergumulan Agama dan Seni Lokal
Bagian Tiga. Kearifan dalam Khazanah Seni Lokal
Bagian Empat. Seni Lokal dan Rekonstruksi Visi Seni Muhammadiyah
Bagian Lima. Aktualisasi Seni dan Strategi Kebudayaan Muhammadiyah
Bagian Enam. Dialog (Sebuah Proses Panjang)
Bagian Tujuh. Epilog (Antara Harapan dan Kenyataan)
Lampiran. Keputusan Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam PP Muhammadiyah tentang Kebudayaan dan Kesenian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment